12 Jul 2011

DIANTARA KEWAJIBAN-KEWAJIBAN GURU

1. Mengucapkan salam.

Wajib atas guru jika ia memasuki kelas mengucapkan salam dengan ucapan: "Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuh" dan untuk mengajarkan bahwa perilaku islamy yang agung ini dapat menguatkan unsur-unsur kecintaan dan kepercayaan diantara para murid, sebagian mereka terhadap sebagian yang lain, dan menguatkan antara guru dengan para muridnya. Hal itu didasari sabda Rosululloh sholallohu 'alaihi wasallam:
"Maukah saya tunjukkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian melakukannya maka kalian akan saling mencintai? (Yaitu) ucapkanlah salam diantara kalian" (HR. Muslim)



Tidaklah mencukupi dari salam, sebuah ucapan "Selamat pagi" atau "Selamat sore", dan tidak mengapa mengucapkannya setelah salam yang bersamaan dengannya merubah maknanya seperti ucapan: "Semoga Alloh menganugerahkan kebaikan atas pagimu", maka ucapan seperti ini dibawa kepada makna doa. Dan disini harus ada peringatan tentang perkara yang penting, sungguh telah terjatuh didalamnya kebanyakan guru -semoga Alloh memaafkan mereka- yang terpengaruh adat-adat dan taqlid, yaitu para murid berdiri memuliakan gurunya, mereka menyangka bahwa perkara tersebut termasuk adab yang dituntut, bahwasanya hal tersebut menunjukkan penghormatan dan pemuliaan kepada guru. Dan sungguh mereka telah salah. Tidaklah sesuatu yang menyelisihi syariat itu disebut sebagai adab kecuali itu merupakan istilahnya orang-orang yang berpaling dari syariat Alloh. Yang mendasari hal itu bahwasanya Anas bin Malik rodhiyallohu 'anhu berkata:
"Tidak ada seseorang yang paling dicintai oleh mereka (para sahabat) daripada Rosululloh sholallohu 'alaihi wasallam. Dan jika mereka melihat beliau, mereka tidaklah berdiri bagi beliau karena mereka mengetahui bahwa beliau membenci perkara tersebut" (HR. Tirmidzi, shohih)

Dan sabda Rosul sholallohu 'alaihi wasallam memperingatkan dari kebiasaan berdiri:
"Barangsiapa yang suka manusia memuliakan dirinya dengan berdiri, maka siapkankah tempat duduknya di neraka" (HR. Ahmad, shohih)

Dan boleh bagi tuan rumah berdiri untuk menyambut tamu-tamunya, atau ia berdiri untuk memeluk orang yang baru datang dari perjalanan jauh karena para sahabat Nabi [semoga Alloh meridhoi mereka] melakukannya. Dan perbuatan seperti itu merupakan bagian dari memuliakan tamu dan sambutan bagi orang yang datang.

Jangan mengambil pelajaran dari perkataan penyair berikut:

Berdirilah untuk guru dan penuhilah penghormatan
Hampir-hampir guru itu menjadi seorang Rosul

Karena syair tersebut menyelisihi sabda Rosul sholallohu 'alaihi wasallam yang membenci orang yang berdiri bagi beliau, dan ancaman bagi orang yang menyukai orang lain berdiri baginya adalah dimasukkan ke dalam neraka, agar diketahui bahwasanya pemuliaan itu tidak hanya dengan berdiri, bahkan (pemuliaan) itu adalah dengan ketaatan, mengerjakan perintah beliau, mengucapkan salam dan menjabat tangan, dan selainnya dari adab-adab.

 

2. Diantara kewajiban guru adalah ia mengajarkan kepada para muridnya tentang al-isti'anah (meminta pertolongan) hanya kepada Alloh semata. Dan mengajari mereka hadits Ibnu 'Abbas rodhiyallohu 'anhuma yaitu sabda Rosul sholallohu 'alaihi wasallam:
"Jika engkau meminta, maka mintalah (doa) kepada Alloh. Dan jika engkau meminta pertolongan, mk mintalah pertolongan kepada Alloh" (HR. Tirmidzi, dan beliau berkata hadits hasan shohih)

 
3. Hendaknya guru memperingatkan para muridnya dari perbuatan syirik, yaitu memalingkan peribadatan kepada selain Alloh: seperti berdoa kepada para Nabi, orang-orang sholih dan selain mereka, sebagai pengamalan wasiat Luqman kepada anaknya yang Alloh berfirman tentang wasiat tersebut:
"Wahai putraku, janganlah engkau menyekutukan Alloh. Sesungguhnya kesyirikan adalah kezholiman yang besar" (QS. Luqman: 13)



4. Wajib atas guru mengajarkan sholat kepada para muridnya di sekolah., mengajak mereka ke masjid untuk menegakkan sholat bersama jama'ah, turun tangan langsung dalam mengatur mereka agar mereka mempelajari adab-adab masjid. Maka guru memasukkan mereka ke dalam masjid dengan keteraturan dan ketenangan. Hendaknya guru mengawali dengan mengajari para muridnya tentang wudhu' dan sholat sejak umur 7 tahun baik bagi anak perempuan maupun anak laki-laki sama saja, berdasarkan sabdanya sholallohu 'alaihi wasallam:
"Ajarilah anak-anak kalian sholat jika mencapai umur 7 tahun. Dan pukullah mereka (jika tidak mengerjakan sholat) saat mencapai umur 10 tahun. Dan pisahkanlah ranjang-ranjang mereka (antara anak laki-laki dengan anak perempuan)" (HR. Al-Bazzaar, shohih. Lihat kitab Shohihul Jami')



5. Dan wajib atas pendidik ia mengajarkan kepada para muridnya bertawakkal (menyandarkan segala urusan) kepada Alloh berdasarkan firman-Nya Ta'ala:
"Maka kepada-Nya lah kalian bertawakkal jika kalian benar-benar orang-orang yang berserah diri" (QS. Yunus: 84)

Dan sabda beliau sholallohu 'alaihi wasallam:
"Seandainya kalian bertawakkal kepada Alloh dengan sebenar-benarnya tawakkal kepada-Nya, maka Dia akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberi rezeki kepada burung yang pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang" (HR. Ahmad, shohih)

Dan mengerjakan sebab-sebab (yaitu mengerjakan usaha-usaha sebelum ia bertawakkal) adalah wajib, berdasarkan sabda Nabi sholallohu 'alaihi salam kepada pemilik onta:
"Ikatlah onta itu, kemudian bertawakkallah" (HR. Tirmidzi, hasan)


 6. Demikian pula wajib atas guru ia menanamkan semangat berkorban dan berjihad di jalan Alloh melawan musuh-musuh Islam dari kalangan orang-orang kafir, kaum yahudi, maupun atheis. Dan hendaknya guru mengikat pikiran para muridnya dengan kemuliaan para salaf (pendahulu yang sholih) mereka, ingatkan mereka kepada Nabi mereka Muhammad sholallohu 'alaihi wasallam, memompa semangat mereka diatas peneladanan kepada para Sahabat Rosululloh sholallohu 'alaihi wasallam dalam keimanan dan akhlaq-akhlaq mereka.
 

7. Kemudian sesungguhnya wajib atas guru meyakinkan kepada para muridnya bahwa bangsa Arab adalah kaum yang dimuliakan Alloh dengan Islam, seandainya mereka mencari kemuliaan pada selain Islam, maka Alloh akan menghinakan mereka sebagaimana perkataan 'Umar rodhiyallohu 'anhu.

Tidak ada pertolongan atas kaum kafir kecuali dengan kembali berhukum kepada Kitabulloh dan sunnah Nabi-Nya Muhammad sholallohu 'alaihi wasallam dalam kehidupan dan urusan-urusan kita secara menyeluruh. Bersamaan dengan hak itu juga mempersiapkan kekuatan berupa persenjataan yang modern, (mempersiapkan) para pemuda muslim yang terlatih yang mereka telah terdidik diatas kejantanan dan dipenuhi keimanan, berpegang teguh terhadap manhaj (pedoman hidup dalam beragama) yang shohih serta aqidah yang selamat.

Berdasarkan hal ini maka memungkinkan bagi kita untuk mengatakan bahwasanya guru itu sesuai dengan kemampuannya, jika dia ikhlas dalam pekerjaannya dan berpegang teguh dengan manhaj islamy dalam metode pendidikan dan pengajarannya akan mampu membangun bangsa yang kuat yang mampu menangkis musuh-musuh yang menyerang. Dan dia membawa bendera tauhid untuk menggedor kekufuran dan kesyirikan, membebaskan manusia dari kebingungan dengan membimbingnya kepada  Robb-nya dan mengenalkan kepada Pencipta-nya. Membebaskannya dari kegelapan yang mereka hidup didalamnya selama ini, karena itu Alloh berfirman kepada Rosul-Nya Muhammad sholallohu 'alaihi wasallam -sang guru pertama dan pendidik yang besar- dengan firman-Nya:
"(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya dengan izin Robb mereka, (yaitu) menuju jalan Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji" (QS. Ibrohim: 1)

Dan Rosul sholallohu 'alaihi wasallam bersabda tentang diri beliau sendiri:
"Sesungguhnya saya hanyalah sebagai rohmat dan pemberi petunjuk" (Hadits shohih, lihat kitab Shohihul Jami' no. 2345)

Maka wajib atas pendidik dan guru menjadikan teladannya dan teladan para muridnya adalah Rosul-Nya Robb semesta alam yang diutus kepada seluruh manusia, karena Alloh mensifati beliau dengan firman-Nya 'Azza wa Jalla:
"Dan tidaklah Kami mengutusmu (wahai Muhammad) kecuali sebagai rohmat bagi semesta alam" (QS. Al-Anbiya': 107

 
8. Wajib atas guru memperingatkan muridnya dari ideologi-ideologi yang merusak seperti komunisme yang menentang, freemansory yahudi, sosialisme marxisme, sekulerisme yang kosong dari agama, fanatisme golongan yang mengutamakan non-muslim Arab diatas muslim yang non-Arab, berdasarkan firman Alloh Ta'ala:
"Dan barangsiapa yang mencari agama selain Islam, maka sekali-kali tidak akan diterima (agama itu) darinya. Dan dia di hari akherat termasuk orang-orang yang merugi" (QS. Ali 'Imron: 85)

Juga memperingatkan mereka dari kediktatoran dan demokrasi yang berhukum dengan selain syari'at Alloh.


9. Memperingatkaan para muridnya dari perbuatan durhaka kepada kedua orang tua. Memperintahkan mereka untuk taat kepada kedua orang tuanya selain dalam perkara kemaksiatan kepada Alloh, berdasarkan firman Alloh Ta'ala:
"Dan Robb-mu telah menetapkan bahwasanya janganlah kalian menyembah kecuali hanya kepada-Nya dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua. Jika salah satu dari kedua orang tuamu atau kedua-duanya memasuki usia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau berucap "ah" kepada keduanya dan jangan juga membentak keduanya, dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia. Dan merendahlah kepada keduanya dengan penuh kasih sayang, dan katakanlah "Wahai Robb-ku, kasihilah keduanya sebagaimana keduanya telah mendidikku dikala kecil" (QS. Al-Isro': 23-24)




Madrosah Syababussunnah Yogyakarta, 11 Juni 2010

Abu 'Abdil Hakim Ahmad Dito




REFERENSI:
1. Kitab Nidaa-un ilal Murobbiyyina wal Murobbiyyaat (Seruan kepada Para Pendidik Pria dan Wanita) karya asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu rohimahullohu Ta'ala bi rohmatin waasi-atin, yang disampaikan oleh Fadhilatul Ustadz al-Karim Abu Ahmad (Solo).
2. Kamus al-Munawwir edisi Kedua.
3. Terjemah kitab Nidaa' yang berjudul Kiat Sukses Mendidik Anak, terbitan Pustaka Al Haura'

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template