7 Des 2011

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin(kisah)

Melawan rasa kantuk demi umat
Abu Khalid Abdul Karim Al-Miqrin menceritakan:
Suatu malam saat kami sedang melakukan rekaman untuk acara radio (Nur 'ala Darb), Asy-Syaikh Al-Utsaimin nampak diserang rasa kantuk. Dari kejadian ini diketahui bahwa beliau adalah orang yang sangat sabar, toleran, dan bersemangat untuk segala sesuatu yang di dalamnya terdapat manfaat untuk umat. Beliau berusaha melawan rasa kantuknya sehingga kami bisa melanjutkan proses rekaman.
Beliau meminta berhenti sebentar dan meminta kabel mikrofon dipanjangkan sehingga beliau bisa menjawab pertanyaan sambil berdiri. Kami memberi beliau mikrofon kecil yang bisa ditempelkan di baju beliau dengan kabel yang lebih panjang. Beliau melanjutkan menjawab pertanyaan sambil berjalan-jalan di sekitar ruangan untuk menghilangkan rasa kantuk. Ini dilakukan beliau sampai proses rekaman selesai.
Inilah perhiasan dari seorang ulama sejati dan keutamaan yang mereka terapkan dalam semua urusan umat baik dalam keilmuan maupun amalan mereka.
Dari: Arba'ah 'Ashar Ma'a Samaahatil 'Allammah Asy-Syaikh Ibn Utsaimin - hal 56

Diingatkan oleh muridnya
Dikisahkan pada sebuah khutbah Jum'at, Asy-Syaikh Al-Utsaimin menjelaskan tentang keutamaan Surat Al-Fatihah sebelum tidur dan menganjurkan setiap orang untuk membacanya. Setelah selesai khutbah, salah seorang pelajar mengingatkan Asy-Syaikh Al-Utsaimin, "Wahai Syaikh, yang tadi anda maksud mungkin adalah keutamaan ayat Kursi".
Asy-Syaikh Al-Utsaimin kemudian menyadari bahwa dirinya secara tidak sengaja telah melakukan kesalahan. Maka beliau pun segera meralat kesalahannya sebelum para jamaah pergi, mengingatkan mereka bahwa beliau telah berbuat salah dan yang benar adalah keutamaan membaca ayat kursi sebelum tidur.
Dari: Safahat Mushriqah min Hayat Al-Imam Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin - hal 43

Tidak Kenal dengan Asy-Syaikh Al-Utsaimin
Abdullah bin 'Ali Al-Matawwu' menceritakan bahwa ia pernah menemani perjalanan Asy-Syaikh Al-Utsaimin dari Unaizah menuju Al-Bada'i yang jaraknya sekitar 15 km untuk memenuhi undangan acara makan siang.
Setelah acara selesai, dalam perjalanan pulang rombongan Asy-Syaikh Al-Utsaimin menjumpai seorang laki-laki yang memiliki jenggot berwarna merah dan dengan pandangan bersahabat ia melambaikan tangan ke mobil kami. Asy-Syaikh Al-Utsaimin berkata, "Pelan-pelan, kita akan ajak dia bersama kita".
Asy-Syaikh Al-Utsaimin kemudian berkata, "Hendak pergi kemana anda?" laki-laki itu menjawab, "Bolehkah saya menumpang sampai ke Unaizah?" Asy-Syaikh Al-Utsaimin berkata, "Boleh, tapi dengan dua syarat, pertama anda tidak boleh merokok dan kedua anda harus selalu mengingat Allah." Ia menjawab, "Saya adalah laki-laki yang tidak merokok. Saya tadinya menumpang kepada seorang laki-laki yang merokok, maka saya minta turun di sini. Sedangkan untuk mengingat Allah, maka tidaklah ada seorang muslim pun kecuali ia pasti mengingat Allah." Maka laki-laki itu pun masuk ke dalam mobil.
Selama perjalanan laki-Iaki tersebut sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya sedang bersama rombongan Asy-Syaikh AI-Utsaimin. Ketika sampai di Unaizah, laki-laki itu berkata, "Tolong tunjukkan saya di mana rumah Asy-Syaikh AI-Utsaimin, saya memiliki beberapa permasalahan yang ingin saya tanyakan pada beliau."
Asy-Syaikh Al-Utsaimin berkata, "Mengapa anda tidak bertanya kepada beliau saat di Bada'i?" la menjawab, "Saya tidak bertemu dengan beliau." Asy-Syaikh Al-Utsaimin berkata, "Saya melihat anda berbicara dan memberi salam kepada beliau." Laki-laki itu berkata, "Anda pasti bercanda." Asy-Syaikh Al-Utsaimin tersenyum dan berkata, "Kerjakanlah shalat Ashar di masjid Jami' Unaizah, maka anda akan bertemu dengannya." Orang itu berlalu tanpa mengetahui bahwa ia baru saja berbicara dengan Asy-Syaikh Al-Utsaimin.
Usai shalat Ashar, laki-laki itu melihat seorang Syaikh di arah depan usai mengimami shalat. Laki-laki itu bertanya tentang Asy-Syaikh tersebut dan diberi tahu bahwa beliau adalah Asy-Syaikh Al-Utsaimin. Maka laki-laki itu pun mendekati Asy-Syaikh AI-Utsaimin dan meminta maaf karena tidak mengenali beliau sebelumnya. Kemudian ia mengajukan beberapa pertanyaan dan Asy-Syaikh pun menjawabnya. Laki-laki itu sangat senang dan mengucapkan terima kasih kepada Asy-Syaikh Al-Utsaimin.
Dari: AI-Jami' li-Hayat Al-'Allammah Muhammad bin Shalih AI-Utsaimin - halaman 38
sumber: http://www.al-madina.s5.com/

0 komentar:

Posting Komentar

Design by Abdul Munir Visit Original Post Islamic2 Template